Jumat, 05 Februari 2010

Baca dan Nulis

Aku hobi banget sama yang namanya baca dan nulis (nulis cerita, bukan corat-coret kayak adek kecil). Dan nggak bisa kupungkiri bahwa kedua hobiku ini sangat amat berhubungan.

Pertama kali aku diajarin membaca waktu umur 3 tahun, dan aku sangat berterima kasih sama Papaku yang udah dengan sabar menanggapi kebawelanku. Aku ingat banget waktu masih TK A aku dibeliin majalah Bobo dan berusaha keras baca cergam Bona & Rong-Rong. Hm.. Mungkin karena aku adalah seorang anak kecil yang bawel, jadi setiap ada tanda aneh di antara huruf-huruf alphabet aku langsung nanya.
'Pa, ini tanda apa?'
'itu tanda koma, artinya berhenti sebentar.'
Jadi deh aku membaca dengan amat mengikuti peraturan. Setiap ada tanda koma aku berhenti sebentar dan setiap ada tanda titik aku berhenti agak lama.
Thanks for your patient, Dad.

Aku ini tergolong anak kecil yang ngebet banget masuk sekolah. Sampe-sampe aku nggak mau dianter waktu pergi sekolah.
Aku seneng banget punya banyak teman dan melakukan banyak aktivitas di sekolah.
Dan aku sangat menyukai pensil, pena, penggaris, dkk. Pertama kali aku melihat penggaris aku langsung curious dan bertanya bagaimana cara make benda panjang berangka itu.
Ntah karena BT ditanya terus ato sibuk Papaku cuma jawab 'garis aja dipinggir2nya'.
Dan ga butuh waktu lama aku langsung mempraktekkan apa yang dikatakan Beliau. Aku menggoreskan pensil di sekeliling penggaris. Beberapa saat kemudian aku tersenyum puas melihat jiplakan persegi panjang di kertas itu. Cara yang salah buat make penggaris.

Pertama kali aku merasa mulai menyukai mengarang cerita itu kelas 6 SD. Mungkin aku nggak bakal suka menulis seperti sekarang ini tanpa guru Bahasa Indonesiaku jaman itu yang udah mengajakku mengikuti lomba mengarang. (makasih, Bu). Dan sekarang udah beberapa buku tulis kuhabiskan buat cerita-cerita panjang yang belum sempat kuselesaikan (baca : malas). Aku sangat berharap suatu hari bisa menerbitkan sebuah novel. (AMIN).

Dan apa hubungan menulis dan membaca tadi?
Jujur aja, tanpa banyak buku komik, novel, majalah yang kulahap aku nggak mungkin bisa kayak sekarang yang mau berimajinasi, dan duduk diam menghabiskan waktu buat menulis. Buku-buku itu tanpa sadar sudah membangkitkan daya khayal, memberikan banyak inspirasi, mengajariku dan aku nggak bisa mempungkiri : I can not life without books. Kadang nggak tega banget begitu tahu bahwa sebuah buku jilid terakhir udah terbit dan halaman buku itu sudah mau habis. Bahkan baca buku sudah seperti nonton film bagiku. Book tells me a lot. Dan bagiku huruf dan angka itu indah.

Aku sayang banget sama buku-bukuku. Mereka nggak pernah ninggalin dan mereka nggak akan pernah marah saat mengajariku. Buku-buku itu tanpa sadar udah mengambil bagian dalam pertumbuhanku. Bagiku, walau terkesan jadul banget, buku adalah tempat menyimpan memori paling baik. Berbagai macam bentuk huruf, angka, dan gambar bisa tersimpan disitu. Aku nggak tahu aja aku lebih suka menulis di buku ketimbang di komputer ato laptop.

And finally,,
What I wanna say right now is,
thanks a lot for all my books and all my writing stuffs.
You all are my amazing world I always always have.
Mwach!!